Selamat Datang di web FKWA ( Forum Komunikasi Winongo Asri )

Minggu, 24 Desember 2017

Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo

Ekha Yogafanny
Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Email: ekha.yogafanny@yahoo.com 
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Winongo dan pengaruh aktifitas masyarakat terhadap kualitas air sungainya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan, wawancara, dan analisis laboratorium. Kualitas air dianalisis berdasarkan beberapa parameter seperti fisika, kimia, dan microbiologi.Pengamatan kualitas air sungai dilakukan di dua lokasi pada kawasan perkotaan. Pencemaran sungai ditandai dengan adanya nilai kualitas air yang melebihi baku mutu airseperti BOD, COD, nitrat, detergen, fenol, dan coliform total. Dari hasil analisis kualitas air sungai tersebut, ditemukan bahwa tingkat pencemaran pada lokasi 2 (Kel. Tegalrejo, Kec. Tegalrejo) secara umum lebih tinggi dibandingkan pada lokasi 1 (Kel. Pringgokusuman, Kec. Gedong Tengen). Hal tersebut disebabkan oleh adanya aktifitas masyarakat sekitar yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sungai seperti menumpuk sampah di tepi sungai dan membuang air limbah (industri tahu, rumah tangga, dan peternakan) langsungke sungai. 
Kata Kunci : kualitas air, Sungai Winongo, aktifitas warga 

Pantau Kualitas Sungai di Jogja, Begini Hasilnya…


Pagi Minggu (1/10/17), mentari tampak cerah. Di pinggiran Sungai Winongo, Kecamatan Pringgokusuman, Kota Yogyakarta, puluhan warga, pelajar, mahasiswa berbaur. Mereka terlihat serius di gundukan pasir tepat di pinggiran sungai.

Hari itu, sekitar lima kelompok turun di 17 titik Sungai Winongo. Para pemantau sungai ini dari relawan Sungai, Karang Taruna, SMK, SMAN, SMA Muhammadiyah, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selasa, 01 Agustus 2017

GALERI FKWA

Sejarah : Pembelokan Aliran Sungai Winongo

Sejarah Jogja sejak zaman Mataram Kuno hingga berdirinya Keraton Yogyakarta tak bisa dilepas begitu saja dari peran dan keberadaan sungai-sungai di wilayah ini. Bahkan keberadaannya turut menjadi bagian cerita kehidupan modern dari romantisme, fakta hingga misteri.

Secara umum Yogyakarta dilalui oleh 3 aliran sungai yang cukup besar yaitu Sungai Progo di Barat, Opak dan Oya di Timur. Sungai-sungai lain yang cukup terkenal diantaranya yaitu Sungai Serang, Bedog, Winongo, Boyong - Code dan Gajah Wong. Masing-masing sungai tersebut memiliki cerita dan fakta .

Sejarah : Awalnya Kebon Binatang Gembira Loka Akan Dibangun Di Sebelah Barat Sungai Winongo

Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitekberkebangsaan Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti.

Anies Baswedan akan Tiru Penataan Sungai Winongo Jogja di Ciliwung

Anies Baswedan menggelar pertemuan dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam pertemuan yang digelar di Keraton Kilen, Selasa (18/7/2017) malam itu, Anies meminta doa restu jelang pelantikannya dan belajar beberapa hal kepada Sultan, termasuk penataan sungai.
Ditemui seusai pertemuan, Anies memandang perlu untuk banyak belajar dari Sri Sultan HB X. Pasalnya, Sri Sultan HB X memiliki pengalaman lebih banyak ketimbang gubernur yang lain. “Beliau memimpin DIY kan 15 tahun,” kata Anies.

Pencari ikan tangkap buaya di Sungai Winongo Yogyakarta


Warga Kampung Jlagran, Kota Yogyakarta, dikejutkan dengan penemuan buaya muara di Sungai Winongo, Rabu (19/4). Buaya sepanjang satu meter ini ditemukan warga yang tinggal di bantaran sungai yang membelah Kota Yogyakarta tersebut.

Surya Oktavian menemukan buaya saat dirinya mencari ikan lubang-lubang Sungai Winongo. Surya tak sengaja melihat ada seekor buaya.

Pencemaran Sungai Winongo Yogyakarta Masuk Kategori Berat


Pencemaran air sungai di Kota Yogyakarta tergolong cukup berat. Pencemaran air sungai yang cukup berat setidaknya ditemukan di aliran sungai Winongo Yogyakarta. Sungai Winongo sendiri membelah sisi Barat Kota Yogyakarta.

Pencemaran air sungai winongo tersebut terkuak setelah dilakukan penelitian oleh Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) bersama kalangan akademisi dari Teknik Geologi UGM, Teknik Sipil Atmajaya, Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga, dan Kelompok Studi Entomologi Fakultas Biologi UGM pada 30 April 2017 lalu.

Anies Sebut Penataan Bantaran Sungai Winongo Cocok Diterapkan di DKI


                 Gubernur DKI Jakarta terpilih,Anies Baswedan, mengunjungi bantaran Sungai Winongo di RT 3/1, Kampung Ngampilan, Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, Rabu (19/7/2017).
Kedatangannya untuk melihat langsung kondisi permukiman warga dan kondisi sungai.

Minggu, 30 Juli 2017

Merawat Peradaban Sungai Winongo Melalui Memetri Kali

 Pengalaman Magang Mahasiswa
Hubungan antara kota dengan sungai selalu memiliki kisah menarik di setiap sudutnya. Perjalan hidup manusia dan sungai saling tumbuh beriringan melengkapi satu sama-lain. Begitu pula antara warga bantaran Sungai Winongo dan Sungai Winongo. Sungai yang terletak di kota Yogyakarta yaang melintasi enam kecamatan dan sebelas kelurahan ini telah tumbuh bersama warga sekitar.

FKWA Menyoroti Pencemaran Sungai Winongo

Ketua FKWA Yogyakarta, Endang Rohijani memaparkan dari hasil pengamatan FKWA, Sungai Winongo segmen Tegalrejo hingga Pakuncen menunjukkan adanya pencemaran ringan. Kesimpulan ini didapatkan dari nilai indeks biotilik sebesar 2,6.

FKWA Jadi Dua Terbaik Komunitas Peduli Sungai Se-Indonesia

 Kalau saat ini Kali Winongo yang membentang dari Sleman hingga Bantul dan melewati 19 kecamatan terlihat bersih dan rapi maka Endang Rohjani dan kawan-kawannya lah yang bertanggung jawab.