Selamat Datang di web FKWA ( Forum Komunikasi Winongo Asri )

Minggu, 27 September 2015

Winongo ku, Winongo mu, Winongo kita

              Forum Komunikasi Winongo Asri atau yang disingkat FKWA adalah komunitas dan forum komunikasi yang didirikan pada tanggal 16 Februari 2009 dan dikukuhkan pada tanggal 16 Agustus 2009 oleh Walikota dan wakil Walikota Yogyakarta. FKWA didirikan berlatar belakang keprihatinan terhadap kebersihan Sungai Winongo yang pada saat itu kotor dan penuh dengan sampah. Kegiatan awal terbentuknya Forum Komunikasi ini adalah pengolahan sampah yang ada di Sungai Winongo yang sebelumnya telah dipisahkan antara sampah Organik dan Anorganik. Sampah yang organik yang terkumpul dikelola menjadi kompos, sedangkan sampah an organik dikelola dan dijual di Bank Sampah yang nantinya akan dijual.
 Seperti yang kita tahu, Sungai Winongo adalah sungai yang berada di bagian barat wilayah Yogyakarta dan sungai ini adalah salah satu sungai utama, bersama dengan Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Gajah Wong di bagian timur wilayah Yogyakarta. Semua sungai mempunyai hulu dan hilirnya, sama halnya dengan sungai Winongo yang berhulu di Sleman dan bermuara di Bantul.

Sungai adalah salah satu tempat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia jaman dulu maupun jaman sekarang. Pada jaman dulu, sungai mempunyai fungsi utama sebagai wahana transportasi dikarenakan transportasi pada jaman dulu yang belum mempunyai perkembangan pesat seperti jaman sekarang. Sungai menjadi tempat penyebrangan bagi masyarakat untuk menuju tempat yang satu ke tenpat yang lainnya.Tidak hanya itu, sungai pun menjadi tempat masyarakat untuk mengambil air bahkan untuk mandi, mencuci baju dan lainnya. Namun, pada jaman dulu kebersihan sungai masih terjaga. Sehingga bisa dikatakan bahwa sungai tidak lepas dari kehidupan masyarakat jaman dahulu karena air serta sungai itu sendiri yang mempunyai perananan dalam kehidupan masyarakat.

Pada jaman sekarang, sungai tetap dimanfaatkan terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai tersebut. Tetapi, kesadaran masyarakat yang rendah mengenai kebersihan sungai serta ketidakpedulian masyarakat menjadikan sungai tidak asri lagi. Penyebab utamanya adalah limbah yang berasal dari industri bahkan sampah-sampah yang berasal dari masyrakat. Banyaknya sampah dan limbah membuat sungai menjadi tercemar dan airnya tidak cocok dipakai tetapi bagi masyarakat yang tidak mendapatkan air yang bersih, mereka tetap saja memakai air sungai. Tanpa masyarakat sadari akan membahayakan kesehatan dan kebersihan mereka. Hal ini pun terjadi pada Sungai Winongo.

Pada awalnya, kondisi alam Sungai Winongo yang masih relatif asli masih dapat dijumpai di hulu dan hilirnya. Kondisi yang alamiah terdiri atas adanya smpadan sungai yang merupakan lahan kosong dan dipenuhi dengan vegetasi. Kondisi mata air di kawasan hulu dan hilir masih asli dan belum banyak dimanfaatkan. Di kawasan perkotaan, sempadan sudah dipadati kawasan permukiman. Kondisi mata air tertutup oleh talud pasangan batu yang akhinya mematikan sumber air. Walaupun di beberapa titik mata air masih mengalir dan dimanfaatkan warga. Permasalahan yang timbul adalah kepadatan permukiman di sempadan sungai. Masalah ini meliputi persampahan, pengelolaan limbah, bencana alam dan budidaya ikan dengan keramba Permasalahan ini terjadi karena perliaku warga yang menganggap sungai boleh dimanfaatkan secara bebas. Perilaku masyarakat inilah yang menyebabkan berkurangnya kualitas air Sungai Winongo dan berakibat pada penurunan derajat kesehatan masyarakat.

Berlatar belakang permasalahan yang terjadi pada Sungai Winongo, sehingga didirikan FKWA yang berperan untuk menjaga keasrian Sungai Winongo. Tidak hanya itu, FKWA juga mempunyai tujuan untu membantu pemerintah Yogyakarta dalam mengelola wilayah sekitar sungai winongo. FKWA mempunyai visi dan misi yang jelas untuk membantu program kerja FKWA dan merealisasikan tujuan berdirinya FKWA. Visi yang dimiliki komunitas ini adalah terwujudnya lingkungan Sungai Winongo yang bersih, sehat, indah, tertib, aman dan nyaman sebagai kegiatan produktif. Sedangkan misi dari komunitas ini adalah mewujudkan tata lingkungan yang bersih, sehat, indah, tertib, aman dan nyaman sebagai kegiatan produktif, menciptkan kondisi pemukiman di lingkungan Sungai Winongo yang sehat serta membudayakan dan memberdayakan masyarakat untuk peduli terhadap Sungai Winongo yang dilandasi oleh kesadaran dan tanggung jawab dalam upaya pemeliharaan.

Forum Komunikasi Winongo Asri mempunyai program dalam menjalankan visi dan misinya, yaitu orientasi program dari komunitas ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui program peningkatan sosial ekonomi dan penataan kawasan sungai winongo asri. Tidak hanya itu, FKWA juga menyusun penguatan organisasi yang terdiri dari pembentukan dan sosialisasi kepengurusan pada setiap titik  pada tiga zona yaitu zona utara, tengah dan selatan serta penyusunan grand design oleh masyarakat.

Forum Komunikasi Winongo Asri juga adalah sebuah komunitas yang melibatkan kerjasama dengan masyarakat dan aparat pemerintahan dari tingkat RW, kecamatan dan kelurahan. Keanggotan FKWA terdiri dari 6 kecamatan, 11 kelurahan dan 54 RW yang berada di pinggir Sungai Winongo. Tidak hanya itu, FKWA juga memiliki coordinator di masing-masing zona, yaitu zona utara dengan koordinatornya Ibu Endang Rohjiani, zona tengah dikoordinari oleh Bapak Aris Pranowo dan zona selatan dikoordinari oleh Bapak Saroji dan setiap zona ini dibantu kelompok-kelompok kecil yang terbagi menjadi 8 kelompok
Pada awal mula dibentuk, FKWA aktif di Kota Yogyakarta dari bagian utara Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta hingga bagian selatan di Kecamatan Mantrijeron. FKWA tidak mengenal wilayah administrasi, dalam aktivitasnya dibagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh jembatan. Sebuah segmen mempunyai kepengurusan yang melibatkan barat dan timur sungai. Dengan adanya koordinasi antara warga masyarakat di barat dan timur sungai diharapkan dapat menjaga kondisi Sungai Winongo. Pada tahun 2012 FKWA di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul mulai aktif. Adanya FKWA dari Sleman hingga Kabupaten Bantul diharapkan Sungai Winongo selalu terjaga dari hulu hingga hilir.

Kegiatan dari FKWA adalah advokasi dan sosialisasi. Dalam kegiatan advokasinya FKWA membantu warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhan terkait permukiman. Walaupun demikian, tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi karena banyak kebutuhan warga masyarakat akan permukiman yang menyalahi perarutan yang berlaku Beberapa kebutuhan yang telah diadvokasi antara lain penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah, penyediaan ruang terbuka hijau dan kegiatan sosial. Beberapa kebutuhan warga yang tidak diadvokasi adalah keinginan warga untuk merubah wilayah sungai sebagai lahan permukiman. Beberapa sosialisasi yang dilakukan antara lain mengenai sempadan sungai. FKWA paham akan Peraturan Pemerintah No. 38, tahun 2011 yang mengatur mengenai sempadan sungai. Beberapa kegiatan sosialisasi adalah menjaga daerah sempadan sungai tetap terjaga dan tidak digunakan sebagai permukiman.

Hasil kerja dari komunitas ini pun sudah tidak diragukan lagi, FKWA mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pekerjaan Umum pada bulan Mei 2013 sebagai Komunitas Peduli Sungai Terbaik kategori Penataan Kawasan Sungai di Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum Bapak Ir. Joko Kirmanto kepada Koordinator FKWA Ibu Endang Rohjani pada peringatan Hari Air Sedunia tanggal 6 Mei 2013. Adanya pengakuan dan penghargaan tersebut diharapkan dapat menambah semangat FKWA untuk terus aktif menjaga Sungai Winongo.

Sungai Winongo pun diwacanakan akan menjadi kawasan tujuan wisata melalui program “Winongo Wisataku 2030”. Adanya wacana untuk menjadikan Sungai Winongo sebagai kawasan wisata bukanlah hal yang mudah, namun membutuhkna kerja keras dari semua pihak untuk mewujudkan wacana tersebut. Oleh sebab itu lah, pembangunan sejumlah ruang terbuka hijau di sepanjang bantaran sungai melalui pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu upaya yang dilakukan namun terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah banyak rumah penduduk yang menjorok ke sungai sehingga perlu adanya perhatian lebih agar pembangunan ruang terbuka hijau tersebut bisa maksimal.

Untuk mewujudkan Winongo yang asri/indah, dengan harapan menjadi tujuan wisata alternatif di perkotaan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian para pemangku kepentingan, di antaranya yaitu lahan-lahan wedhi kengser agar secepatnya ditangani pemerintah, kemudian dimanfaatkan sebagai kawasan publik/Ruang Terbuka Hijau (RTH),  pengelolaan sampah yang benar dari hulu sampai hilir (sesuai dengan Undang-Undang No. 18, Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah), penyediaan hunian vertikal bagi warga sempadan sungai yang ada sekarang, dengan harapan lingkungan permukiman tertata dan akan dapat menambah ruang terbuka, pengelolaan limbah rumah tangga (komunal) dan penanganan limbah industri yang bermuara di pinggir sungai (Wirobrajan dan Notoprajan), mengendalikan munculnya permukiman baru, sungai dipertahankan/dibuat sealami mungkin (seminimal mungkin bangunan-bangunan buatan). Paling tidak, kondisi sempadan sungai yang ada seperti sekarang ini, dijaga/dipertahankan dan ditingkatkan, agar tidak lebih rusak lagi.

Forum Komunikasi Winongo Asri  telah mengadakan berbagai kegiatan agar semakin untuk mengkampanyekan kebersihan sungai Winongo, salah satunya adalah Festival Winongo Asri yang diadakan pada tahun 2013. Festival yang berlangsung 2 hari tersebut berlangsung di sepanjang bantaran sungai winongo. Ada berbagai kegiatan yang dilakukan, di antaranya adalah susur sungai bersama Wakil Walikota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bersih Sungai, tanam 1000 pohon, bazar, pentas seni, senam lansia, dan sarasehan. Hal menarik yang terjadi pada festival tersebut adalah  pada kegiatan Susur Sungai Winongo ini melibatkan warga masyarakat sekitar Sungai Winongo untuk berjalan kaki disertai membersihkan sampah-sampah sekitar sungai dengan rute perjalanan sepanjang 1,5 km dari titik Bendolole (Lapangan segoro Amarta) sampai titik Wiranata (Jembatan Serangan).  Kegiatan ini berlangsung dengan meriah dengan diikuti 8 kampung di sekitar wilayah Sungai Winongo, yaitu Kampung Bangunrejo, Pingit, Badran, Tegalrejo, Pringgokusuman, Ngampilan, Pakuncen, dan Notoprajan.

Pada tahun 2015 ini, rencana prioritas penataan sungai yang akan dilakukan oleh FKWA adalah mengubah posisi sejumlah rumah di kelurahan Bener agar menghadap sungai, proses sosialisasi pun sudah telah dilakukan dan masih terus dilakukan. Hal itu mendapatkan tanggapan positif dari warga yaitu lima sampai dengan tujuh kepala keluarga mau untuk mengubah posisi rumahnya agar menghadap ke sungai. Wacana tersebut diharapkan dapat direalisasikan pada tahun ini sehingga mereka telah menyiapkan kompensasi kepada warga yang rumahnya dihadapkan ke sunga. Dikarenakan akan mengalami perubahan bangunan rumah warga, dana tambahan terus dicari agar dapat merealisasikan hal tersebut.

Rencana penghadapan rumah ke arah sungai bertujuan agar dapat menjadi ikon revitalisasi sungai winongo. Rencana ini diharapkan dapoat membangun kesadaran masyarakat agar dapat bekerjasama membenahi sungai winongo terutama masyrakat yang tinggal di bantaran sungai tersebut. Tidak hanya bekerja sendiri namun FKWA bekerja sama dengan Lurah dan RW agar saling terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan dan FKWA pun mendata permasalahan dan potensi masyarakat di sekitar bantaran sungai winongo. Meskipun telah mendata, namun perencanaan pembangunan baru dapat teralisasikan pada tahun depan namun tidak menutup kemungkinan bahkan akan terjadi dalam waktu dekat apabila kondisi yang mendesak.

Sungai menjadi tempat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang masih memanfaatkan sungai untuk berbagai keperluan. Selain itu, sungai juga menjadi tempat hidup bagi beberapa jenis ikan dan apabila sungai asri tentu saja ornag yang meliha Tetapi masyarakat yang kurang peduli akan kebersihan sungai dan tetap saja membuang sampah terutama samoah yang tidak mudah di hancurkan sehingga menimbulkan pencemaran sungai.

Menjaga kebersihan sungai memang bukanlah hal yang mudah, dikarenakan semakin banyaknya limbah industri dan sampah-sampah yang dibuang ke sungai. Oleh sebab itulah, kebersihan sungai memerlukan bantuan semua pihak karena apabila semua pihak dapat bekerja sama dengan baik, tentu saja keinginan untuk membuat sungai winongo menjadi sungai yang bersih, asri dan indah akan dpaat terwujud. Tidak hanya itu, wacana untuk menjadi sungai winongo menjadi kawasan wisata pun akan teralisasikan.

Wacana pembangunan wisata di kawasan sungai merupakan ide yang sangat bagus, karena tentu saja wisata air merupakan salah satu yang diminati oleh banyak orang. Tidak hanya itu, apabila adanya wisata tentu saja daerah di sekitar winongo akan semakin dikenali oleh banyak orang karena semakin bertambahnya tempat wisata yang ada di Yogyakarta dan adanya tempat wisata yang memanfaatkan kawasan alam Yogyakarta dan masyarakat bahkan pengunjung pun akan merasa bahwa, di jaman yang kepedulian masyarakat akan lingkungan tidak besar namun ada sungai yang bersih dan bahkan menjadi tempat wisata, dan menyadari bahwa sungai bukan hanya sebagai tempat pembuangan sampah. Selain itu, pendapatan daerah pun akan bertambah apabila sungai ini dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pada tahun 2030 mendatang.

d utara 4 (Kricak Bendolole)
k tengah 3 (Pakuncen - Ngampilan) p_2

Forum komunikasi winongo asri adalah komunitas yang patut mendapatkan apresiasi, dimana untuk menjalankan sebuah komunitas bukanlah hal mudah. Tidak hanya itu, mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kebersihan dan ikut andil dalam perbaikan sungai winongo asri pun bukanlah hal mudah. Namun, forum komunikasi winongo asri dapat membuktikan  dengan adanya kerja sama bersama dengan kelurahan, kecamatan serta RW yang dapat mengkoordinir masyarakat agar mau ikut andil dalam mengubah sungai winongo sesuai dengan tujuan yang ada, yaitu membuat sungai winongo menjadi kembali asri dan bersih.

Semua pihak termasuk warga dan FKWA harus adanya kerja sama yang baik untuk melakukan perubahan pada sungai winongo. Tetapi pemerintah pun harus ikut andil, seperti halnya dalam membantu biaya dari program kerja yang dimiliki oleh FKWA. Seperti yang kita ketahui, apabila sebuah program kerja yang memerlukan dana tetapi tidak mendapatkan bantuan dana yang cukup tentu saja itu akan menghambat program itu agar bisa teralisasikan dan tentu saja hal itu akan memberikan perkembangan Yogyakarta, salah satunya adalah pariwisata.

Perkembangan dan perubahan yang ada di sungai winongo asri juga diharapkan dapat menjadi cerminan bagi masyarakat Yogyakarta maupun masyarakat luar, sehingga tidak hanya sungai winongo tetapi sungai-sungai lainnya yang ada di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta dapat diubah menjadi sungai yang bersih dan asri kembali. FKWA juga diharapkan dapat menjadi cerminan, agar berkembangnya komunitas-komunitas lainnya yang berperan serta dalam kebersihan sungai. Tidak hanya itu, sebagai orang yang tinggal dan hidup di Yogyakarta harus ikut andil dalam menjaga kebersihan sungai, salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah karena itu akan mengotori sungai, sampah bisa dihancurkan dengan cara lain seperti di bakar jadi sungai bukanlah tempat pembuangan sampah.

Forum Komunikasi Winongo Asri ini berbasis di Sepanjang Sungai Winongo mulai dari utara hingga selatan. Salah satu basis Forum komunikasi ini terletak di Kampung Badran, Yogyakarta.
FKWA diharapkan akan menjadi kounitas yang semakin maju dan semakin sukses dalam program kerja dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak karena dengan adanya kerja sama yang baik, kebersihan sungai akan terjaga dengan baik.



Referensi :
Wawancara dengan Ibu Endang Rohjiani sebagai koordinator zona Utara Di kampung Badran, Yogyakarta
http://fkwa.blogspot.com/
kaliwinongo.wordpress.com/2009/10/27/walikota-kukuhkan-forum-winongo-asri/
http://endangrohjiani.blogspot.com/
http://blh.jogjaprov.go.id/2013/01/mewujudkan-sungai-winongo-asri-2/
http://walikota.jogjakota.go.id/?mod=konten&sub=konten&do=show&id=4
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/08/01/kampung-badran-yogyakarta-dulu-kampung-preman-kini-kampung-layak-anak-578271.html


sumber : http://citralekha.com/winongo-ku-winongo-mu-winongo-kita/

1 komentar:

  1. Redaksi FKWA YTH, mau numpang sejenak. Perkenalkan, saya Hary Nirbaya, humas KOLINGIN (Komunitas Kali Nongo Indah), sebuah komunitas mini peduli kali Winongo di wilayah Dusun Manding Serut, jl. Parangtritis km 11,5, Bantul. Berikut link youtube salah satu kegiatan Kolingin : https://youtu.be/bWxg1zuiExI Mudah-mudahan bisa terjalin kerjasama antara FKWA-Kolingin di kemudian hari. Matur nuwun ...

    BalasHapus