Selasa, 22 Maret 2016 14:34
Laporan
Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNJOGJA.COM,
YOGYA -
Pencemaran sungai
bisa sangat berbahaya apabila tidak diketahui oleh masyarakat apalagi bila
sampai terminum atau digunakan untuk keperluan lain.
Guna
memantau pencemaran yang ada di Sungai Winongo yang melewati 3 kabupaten kota
di DIY, Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) menggalakkan program suaka ikan
terutama di bagian hilir yang ada di Bantul.
Ketua FKWA
DIY Endang Rohjiani mengatakan program suaka ikan ini dapat menjadi deteksi
alamiah apakah air sungai sudah tercemar atau belum."Misalnya
di satu daerah ikannya mati semua berarti sungainya sudah tercemar dan tidak
aman, misalanya kemarin di daerah bantul yang menjadi hilir sungai ini yang
ikan yang hidup hanya ikan lele dan sapu-sapu berarti ada masalah di
sana," jelas Endang Selasa (22/3/2016).
Karenanya
dengan melihat kondisi ikan yang ada masyarakat juga dapat tau bagaimana
kondisi air sungainya.Walaupun di
sepanjang aliran Sungai Winongo yang berhulu di Sleman tersebut tidak ada
pabrik besar yang mungkin membuang limbahnya ke
sungai namun pencemaran tetap ada dan kewaspadaan harus dilakukan.
Apalagi Sungai Winongo digunakan untuk berbagai hal oleh masyarakat di
sekitarnya mulai mandi hingga memasak.
"Ke depan kita juga akan mencoba membuat saringan air agar masyarakat
benar-benar aman dalam menggunakan air dari Winongo, kita masih pikirkan agar
kalau ada instalasi saringan air yang lain tidak meluber ke pinggirnya,"
tambahnya.
FKWA sendiri memiliki program-program khusus yang berbeda di tiap daerah di
Sleman mereka menggalakkan penyelamatan mata air.
Di wilayah Kota Yogyakarta yang sudah padat dengan oerumahan digalakkan
program M3K (Mundur Munggah Madep Kali) sementara di Bantul mereka menggalakkan
program Suaka Ikan.
(tribunjogja.com)
Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2016/03/22/pantau-pencemaran-winongo-fkwa-terapkan-program-suaka-ikan?page=2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar