Forum Komunikasi Winongo Asri atau yang disingkat FKWA
adalah komunitas dan forum komunikasi yang didirikan pada tanggal 16
Februari 2009 dan dikukuhkan pada tanggal 16 Agustus 2009 oleh Walikota
dan wakil Walikota Yogyakarta. FKWA didirikan berlatar belakang
keprihatinan terhadap kebersihan Sungai Winongo yang pada saat itu kotor
dan penuh dengan sampah. Kegiatan awal terbentuknya Forum Komunikasi
ini adalah pengolahan sampah yang ada di Sungai Winongo yang sebelumnya
telah dipisahkan antara sampah Organik dan Anorganik. Sampah yang
organik yang terkumpul dikelola menjadi kompos, sedangkan sampah an
organik dikelola dan dijual di Bank Sampah yang nantinya akan dijual.
Sungai adalah salah satu tempat yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia jaman dulu maupun jaman sekarang. Pada jaman dulu,
sungai mempunyai fungsi utama sebagai wahana transportasi dikarenakan
transportasi pada jaman dulu yang belum mempunyai perkembangan pesat
seperti jaman sekarang. Sungai menjadi tempat penyebrangan bagi
masyarakat untuk menuju tempat yang satu ke tenpat yang lainnya.Tidak
hanya itu, sungai pun menjadi tempat masyarakat untuk mengambil air
bahkan untuk mandi, mencuci baju dan lainnya. Namun, pada jaman dulu
kebersihan sungai masih terjaga. Sehingga bisa dikatakan bahwa sungai
tidak lepas dari kehidupan masyarakat jaman dahulu karena air serta
sungai itu sendiri yang mempunyai perananan dalam kehidupan masyarakat.
Pada jaman sekarang, sungai tetap dimanfaatkan terutama bagi
masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai tersebut. Tetapi,
kesadaran masyarakat yang rendah mengenai kebersihan sungai serta
ketidakpedulian masyarakat menjadikan sungai tidak asri lagi. Penyebab
utamanya adalah limbah yang berasal dari industri bahkan sampah-sampah
yang berasal dari masyrakat. Banyaknya sampah dan limbah membuat sungai
menjadi tercemar dan airnya tidak cocok dipakai tetapi bagi masyarakat
yang tidak mendapatkan air yang bersih, mereka tetap saja memakai air
sungai. Tanpa masyarakat sadari akan membahayakan kesehatan dan
kebersihan mereka. Hal ini pun terjadi pada Sungai Winongo.
Pada awalnya, kondisi alam Sungai Winongo yang masih relatif asli
masih dapat dijumpai di hulu dan hilirnya. Kondisi yang alamiah terdiri
atas adanya smpadan sungai yang merupakan lahan kosong dan dipenuhi
dengan vegetasi. Kondisi mata air di kawasan hulu dan hilir masih asli
dan belum banyak dimanfaatkan. Di kawasan perkotaan, sempadan sudah
dipadati kawasan permukiman. Kondisi mata air tertutup oleh talud
pasangan batu yang akhinya mematikan sumber air. Walaupun di beberapa
titik mata air masih mengalir dan dimanfaatkan warga. Permasalahan yang
timbul adalah kepadatan permukiman di sempadan sungai. Masalah ini
meliputi persampahan, pengelolaan limbah, bencana alam dan budidaya ikan
dengan keramba Permasalahan ini terjadi karena perliaku warga yang
menganggap sungai boleh dimanfaatkan secara bebas. Perilaku masyarakat
inilah yang menyebabkan berkurangnya kualitas air Sungai Winongo dan
berakibat pada penurunan derajat kesehatan masyarakat.
Berlatar belakang permasalahan yang terjadi pada Sungai Winongo,
sehingga didirikan FKWA yang berperan untuk menjaga keasrian Sungai
Winongo. Tidak hanya itu, FKWA juga mempunyai tujuan untu membantu
pemerintah Yogyakarta dalam mengelola wilayah sekitar sungai winongo.
FKWA mempunyai visi dan misi yang jelas untuk membantu program kerja
FKWA dan merealisasikan tujuan berdirinya FKWA. Visi yang dimiliki
komunitas ini adalah terwujudnya lingkungan Sungai Winongo yang bersih,
sehat, indah, tertib, aman dan nyaman sebagai kegiatan produktif.
Sedangkan misi dari komunitas ini adalah mewujudkan tata lingkungan yang
bersih, sehat, indah, tertib, aman dan nyaman sebagai kegiatan
produktif, menciptkan kondisi pemukiman di lingkungan Sungai Winongo
yang sehat serta membudayakan dan memberdayakan masyarakat untuk peduli
terhadap Sungai Winongo yang dilandasi oleh kesadaran dan tanggung jawab
dalam upaya pemeliharaan.
Forum Komunikasi Winongo Asri mempunyai program dalam menjalankan
visi dan misinya, yaitu orientasi program dari komunitas ini adalah
pemberdayaan masyarakat melalui program peningkatan sosial ekonomi dan
penataan kawasan sungai winongo asri. Tidak hanya itu, FKWA juga
menyusun penguatan organisasi yang terdiri dari pembentukan dan
sosialisasi kepengurusan pada setiap titik pada tiga zona yaitu zona
utara, tengah dan selatan serta penyusunan grand design oleh masyarakat.
Forum Komunikasi Winongo Asri juga adalah sebuah komunitas yang
melibatkan kerjasama dengan masyarakat dan aparat pemerintahan dari
tingkat RW, kecamatan dan kelurahan. Keanggotan FKWA terdiri dari 6
kecamatan, 11 kelurahan dan 54 RW yang berada di pinggir Sungai Winongo.
Tidak hanya itu, FKWA juga memiliki coordinator di masing-masing zona,
yaitu zona utara dengan koordinatornya Ibu Endang Rohjiani, zona tengah
dikoordinari oleh Bapak Aris Pranowo dan zona selatan dikoordinari oleh
Bapak Saroji dan setiap zona ini dibantu kelompok-kelompok kecil yang
terbagi menjadi 8 kelompok
Pada awal mula dibentuk, FKWA aktif di Kota Yogyakarta dari bagian
utara Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta hingga bagian selatan di
Kecamatan Mantrijeron. FKWA tidak mengenal wilayah administrasi, dalam
aktivitasnya dibagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh jembatan. Sebuah
segmen mempunyai kepengurusan yang melibatkan barat dan timur sungai.
Dengan adanya koordinasi antara warga masyarakat di barat dan timur
sungai diharapkan dapat menjaga kondisi Sungai Winongo. Pada tahun 2012
FKWA di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul mulai aktif. Adanya FKWA
dari Sleman hingga Kabupaten Bantul diharapkan Sungai Winongo selalu
terjaga dari hulu hingga hilir.
Kegiatan dari FKWA adalah advokasi dan sosialisasi. Dalam kegiatan
advokasinya FKWA membantu warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
terkait permukiman. Walaupun demikian, tidak semua kebutuhan masyarakat
dapat dipenuhi karena banyak kebutuhan warga masyarakat akan permukiman
yang menyalahi perarutan yang berlaku Beberapa kebutuhan yang telah
diadvokasi antara lain penyediaan air bersih, pengelolaan sampah,
pengelolaan limbah, penyediaan ruang terbuka hijau dan kegiatan sosial.
Beberapa kebutuhan warga yang tidak diadvokasi adalah keinginan warga
untuk merubah wilayah sungai sebagai lahan permukiman. Beberapa
sosialisasi yang dilakukan antara lain mengenai sempadan sungai. FKWA
paham akan Peraturan Pemerintah No. 38, tahun 2011 yang mengatur
mengenai sempadan sungai. Beberapa kegiatan sosialisasi adalah menjaga
daerah sempadan sungai tetap terjaga dan tidak digunakan sebagai
permukiman.
Hasil kerja dari komunitas ini pun sudah tidak diragukan lagi, FKWA
mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pekerjaan Umum pada bulan Mei
2013 sebagai Komunitas Peduli Sungai Terbaik kategori Penataan Kawasan
Sungai di Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh
Menteri Pekerjaan Umum Bapak Ir. Joko Kirmanto kepada Koordinator FKWA
Ibu Endang Rohjani pada peringatan Hari Air Sedunia tanggal 6 Mei 2013.
Adanya pengakuan dan penghargaan tersebut diharapkan dapat menambah
semangat FKWA untuk terus aktif menjaga Sungai Winongo.
Sungai Winongo pun diwacanakan akan menjadi kawasan tujuan wisata
melalui program “Winongo Wisataku 2030”. Adanya wacana untuk menjadikan
Sungai Winongo sebagai kawasan wisata bukanlah hal yang mudah, namun
membutuhkna kerja keras dari semua pihak untuk mewujudkan wacana
tersebut. Oleh sebab itu lah, pembangunan sejumlah ruang terbuka hijau
di sepanjang bantaran sungai melalui pemberdayaan masyarakat menjadi
salah satu upaya yang dilakukan namun terdapat beberapa kendala, salah
satunya adalah banyak rumah penduduk yang menjorok ke sungai sehingga
perlu adanya perhatian lebih agar pembangunan ruang terbuka hijau
tersebut bisa maksimal.
Untuk mewujudkan Winongo yang asri/indah, dengan harapan menjadi
tujuan wisata alternatif di perkotaan, ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian para pemangku kepentingan, di antaranya yaitu
lahan-lahan wedhi kengser agar secepatnya ditangani pemerintah, kemudian
dimanfaatkan sebagai kawasan publik/Ruang Terbuka Hijau (RTH),
pengelolaan sampah yang benar dari hulu sampai hilir (sesuai dengan
Undang-Undang No. 18, Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah),
penyediaan hunian vertikal bagi warga sempadan sungai yang ada sekarang,
dengan harapan lingkungan permukiman tertata dan akan dapat menambah
ruang terbuka, pengelolaan limbah rumah tangga (komunal) dan penanganan
limbah industri yang bermuara di pinggir sungai (Wirobrajan dan
Notoprajan), mengendalikan munculnya permukiman baru, sungai
dipertahankan/dibuat sealami mungkin (seminimal mungkin
bangunan-bangunan buatan). Paling tidak, kondisi sempadan sungai yang
ada seperti sekarang ini, dijaga/dipertahankan dan ditingkatkan, agar
tidak lebih rusak lagi.
Forum Komunikasi Winongo Asri telah mengadakan berbagai kegiatan
agar semakin untuk mengkampanyekan kebersihan sungai Winongo, salah
satunya adalah Festival Winongo Asri yang diadakan pada tahun 2013.
Festival yang berlangsung 2 hari tersebut berlangsung di sepanjang
bantaran sungai winongo. Ada berbagai kegiatan yang dilakukan, di
antaranya adalah susur sungai bersama Wakil Walikota Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), Bersih Sungai, tanam 1000 pohon, bazar, pentas seni,
senam lansia, dan sarasehan. Hal menarik yang terjadi pada festival
tersebut adalah pada kegiatan Susur Sungai Winongo ini melibatkan warga
masyarakat sekitar Sungai Winongo untuk berjalan kaki disertai
membersihkan sampah-sampah sekitar sungai dengan rute perjalanan
sepanjang 1,5 km dari titik Bendolole (Lapangan segoro Amarta) sampai
titik Wiranata (Jembatan Serangan). Kegiatan ini berlangsung dengan
meriah dengan diikuti 8 kampung di sekitar wilayah Sungai Winongo, yaitu
Kampung Bangunrejo, Pingit, Badran, Tegalrejo, Pringgokusuman,
Ngampilan, Pakuncen, dan Notoprajan.
Pada tahun 2015 ini, rencana prioritas penataan sungai yang akan
dilakukan oleh FKWA adalah mengubah posisi sejumlah rumah di kelurahan
Bener agar menghadap sungai, proses sosialisasi pun sudah telah
dilakukan dan masih terus dilakukan. Hal itu mendapatkan tanggapan
positif dari warga yaitu lima sampai dengan tujuh kepala keluarga mau
untuk mengubah posisi rumahnya agar menghadap ke sungai. Wacana tersebut
diharapkan dapat direalisasikan pada tahun ini sehingga mereka telah
menyiapkan kompensasi kepada warga yang rumahnya dihadapkan ke sunga.
Dikarenakan akan mengalami perubahan bangunan rumah warga, dana tambahan
terus dicari agar dapat merealisasikan hal tersebut.
Rencana penghadapan rumah ke arah sungai bertujuan agar dapat menjadi
ikon revitalisasi sungai winongo. Rencana ini diharapkan dapoat
membangun kesadaran masyarakat agar dapat bekerjasama membenahi sungai
winongo terutama masyrakat yang tinggal di bantaran sungai tersebut.
Tidak hanya bekerja sendiri namun FKWA bekerja sama dengan Lurah dan RW
agar saling terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan dan FKWA
pun mendata permasalahan dan potensi masyarakat di sekitar bantaran
sungai winongo. Meskipun telah mendata, namun perencanaan pembangunan
baru dapat teralisasikan pada tahun depan namun tidak menutup
kemungkinan bahkan akan terjadi dalam waktu dekat apabila kondisi yang
mendesak.
Sungai menjadi tempat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang masih memanfaatkan sungai
untuk berbagai keperluan. Selain itu, sungai juga menjadi tempat hidup
bagi beberapa jenis ikan dan apabila sungai asri tentu saja ornag yang
meliha Tetapi masyarakat yang kurang peduli akan kebersihan sungai dan
tetap saja membuang sampah terutama samoah yang tidak mudah di hancurkan
sehingga menimbulkan pencemaran sungai.
Menjaga kebersihan sungai memang bukanlah hal yang mudah, dikarenakan
semakin banyaknya limbah industri dan sampah-sampah yang dibuang ke
sungai. Oleh sebab itulah, kebersihan sungai memerlukan bantuan semua
pihak karena apabila semua pihak dapat bekerja sama dengan baik, tentu
saja keinginan untuk membuat sungai winongo menjadi sungai yang bersih,
asri dan indah akan dpaat terwujud. Tidak hanya itu, wacana untuk
menjadi sungai winongo menjadi kawasan wisata pun akan teralisasikan.
Wacana pembangunan wisata di kawasan sungai merupakan ide yang sangat
bagus, karena tentu saja wisata air merupakan salah satu yang diminati
oleh banyak orang. Tidak hanya itu, apabila adanya wisata tentu saja
daerah di sekitar winongo akan semakin dikenali oleh banyak orang karena
semakin bertambahnya tempat wisata yang ada di Yogyakarta dan adanya
tempat wisata yang memanfaatkan kawasan alam Yogyakarta dan masyarakat
bahkan pengunjung pun akan merasa bahwa, di jaman yang kepedulian
masyarakat akan lingkungan tidak besar namun ada sungai yang bersih dan
bahkan menjadi tempat wisata, dan menyadari bahwa sungai bukan hanya
sebagai tempat pembuangan sampah. Selain itu, pendapatan daerah pun akan
bertambah apabila sungai ini dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pada
tahun 2030 mendatang.
Forum komunikasi winongo asri adalah komunitas yang patut mendapatkan
apresiasi, dimana untuk menjalankan sebuah komunitas bukanlah hal
mudah. Tidak hanya itu, mengajak masyarakat untuk turut serta dalam
menjaga kebersihan dan ikut andil dalam perbaikan sungai winongo asri
pun bukanlah hal mudah. Namun, forum komunikasi winongo asri dapat
membuktikan dengan adanya kerja sama bersama dengan kelurahan,
kecamatan serta RW yang dapat mengkoordinir masyarakat agar mau ikut
andil dalam mengubah sungai winongo sesuai dengan tujuan yang ada, yaitu
membuat sungai winongo menjadi kembali asri dan bersih.
Semua pihak termasuk warga dan FKWA harus adanya kerja sama yang baik
untuk melakukan perubahan pada sungai winongo. Tetapi pemerintah pun
harus ikut andil, seperti halnya dalam membantu biaya dari program kerja
yang dimiliki oleh FKWA. Seperti yang kita ketahui, apabila sebuah
program kerja yang memerlukan dana tetapi tidak mendapatkan bantuan dana
yang cukup tentu saja itu akan menghambat program itu agar bisa
teralisasikan dan tentu saja hal itu akan memberikan perkembangan
Yogyakarta, salah satunya adalah pariwisata.
Perkembangan dan perubahan yang ada di sungai winongo asri juga
diharapkan dapat menjadi cerminan bagi masyarakat Yogyakarta maupun
masyarakat luar, sehingga tidak hanya sungai winongo tetapi
sungai-sungai lainnya yang ada di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta
dapat diubah menjadi sungai yang bersih dan asri kembali. FKWA juga
diharapkan dapat menjadi cerminan, agar berkembangnya
komunitas-komunitas lainnya yang berperan serta dalam kebersihan sungai.
Tidak hanya itu, sebagai orang yang tinggal dan hidup di Yogyakarta
harus ikut andil dalam menjaga kebersihan sungai, salah satunya adalah
dengan tidak membuang sampah karena itu akan mengotori sungai, sampah
bisa dihancurkan dengan cara lain seperti di bakar jadi sungai bukanlah
tempat pembuangan sampah.
Forum Komunikasi Winongo Asri ini berbasis di Sepanjang Sungai
Winongo mulai dari utara hingga selatan. Salah satu basis Forum
komunikasi ini terletak di Kampung Badran, Yogyakarta.
FKWA diharapkan akan menjadi kounitas yang semakin maju dan semakin
sukses dalam program kerja dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
karena dengan adanya kerja sama yang baik, kebersihan sungai akan
terjaga dengan baik.
Referensi :
Wawancara dengan Ibu Endang Rohjiani sebagai koordinator zona Utara Di kampung Badran, Yogyakarta
http://fkwa.blogspot.com/
kaliwinongo.wordpress.com/2009/10/27/walikota-kukuhkan-forum-winongo-asri/
http://endangrohjiani.blogspot.com/
http://blh.jogjaprov.go.id/2013/01/mewujudkan-sungai-winongo-asri-2/
http://walikota.jogjakota.go.id/?mod=konten&sub=konten&do=show&id=4
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/08/01/kampung-badran-yogyakarta-dulu-kampung-preman-kini-kampung-layak-anak-578271.html
sumber : http://citralekha.com/winongo-ku-winongo-mu-winongo-kita/
Redaksi FKWA YTH, mau numpang sejenak. Perkenalkan, saya Hary Nirbaya, humas KOLINGIN (Komunitas Kali Nongo Indah), sebuah komunitas mini peduli kali Winongo di wilayah Dusun Manding Serut, jl. Parangtritis km 11,5, Bantul. Berikut link youtube salah satu kegiatan Kolingin : https://youtu.be/bWxg1zuiExI Mudah-mudahan bisa terjalin kerjasama antara FKWA-Kolingin di kemudian hari. Matur nuwun ...
BalasHapus